o

o

Tuesday, June 6, 2017

Ssst Pernah Ketindihan? Bukan Karena Ditarik Setan Lho, 8 Hal Soal Sleep Paralysis Perlu Kamu Tahu


Banyak cerita menarik bila terucap kalimat tindihan. Mitosnya hal ini terjadi bila kamu tidur ketika sore menjelang. Benarkah? Atau ketika tindihan, seakan ada seseorang yang menarik kamu. Hiiii.... alhasil cerita ini lari ke kasus horor nyerempet setan.

Benar tidaknya tindihan atau kalimat medisnya sleep paralysis ditanyakan pada pihak kedokteran. Berikut fakta-fakta berkaitan dengan tindihan. Apakah benar kasus ini bersinggungan dengan makhluk halus?



Nggak Bisa Bangun Meski Sudah Bergerak


"Sebagian besar pasien mengatakan hal yang sama untuk menggambarkan kelumpuhan tidur. Kamu merasa terbangun dan tubuh tidak terbangun. Jadi kamu semacam terjebak," ujar Michael Breus, Ph.D. , Psikolog klinis American Academy of Sleep Medicine.

Seseorang yang pernah tindihan merasa bercerita. Saat hendak bangun dari tidur atau baru saja terlelap, dia merasa seperti ditindih sesuatu. Ini membuat sulit bangun ataupun berteriak minta tolong. Lalu, ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.

Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali.

Sleep Paralysis


Pakar kesehatan tidur yang juga seorang dokter spesialis saraf dari RS Medistra, dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT mengatakan fenomena ini disebut dengan istilah sleep paralysis atau dalam Bahasa Jawa disebut tindihan. Gangguan ini erat hubungannya dengan kesehatan tidur.

"Sleep paralysis adalah bagian dari mimpi yang masuk ke dalam keadaan bangun. Jadi sebagian tubuh masih tidak bekerja. Otot-ototnya masih lemah," terang dr Rima.

Bukan Karena Diseret Setan


 Mitos bahwa tubuh tidak bisa bergerak karena sedang ditindih oleh makhluk halus dibantah oleh dr Rima. Menurutnya sudah sewajarnya otot melemah saat tidur supaya tidak mempraktikkan apa yang sedang diimpikan. Yang mengganggu adalah ketika mata sudah terbangun, otot tubuh masih tidur.

Anggapan bahwa sensasi tindihan harus dilawan agar tidak terseret oleh makhluk halus ke alamnya, juga dibantah oleh dr Rima. Tetap tenang maka dalam beberapa detik seharusnya tubuh sudah bisa digerakkan lagi. Kadang jika terlalu takut, gejala tindihan bisa malah memburuk.

Bisa Terjadi Berulang Kali


Jika sleep paralysis atau tindihan terjadi 1-2 kali dalam setahun, hal itu masih dikategorikan wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Baru bisa dicurigai adanya penyakit penyerta jika terjadinya terlalu sering karena bisa berarti mengalami sleep apnea atau henti napas saat tidur.

Gejala Narcolepsy

 

 "Bisa jadi sleep paralysis sebagai salah satu gejala dari narcolepsy. Narcolepsy ditunjukkan dengan tanda-tanda kalau dia emosi berlebih (bahagia, sedih, marah) bisa tiba-tiba lemas bahkan terjatuh dan juga memiliki halusinasi sebelum atau sesudah tidur," lanjut dr Rima.

Dalam bahasa awam, narcolepsy adalah gangguan kesehatan yang membuat orang mudah sekali tertidur pada waktu-waktu yang tidak terduga. Kadang saat mengalami lonjakan emosi seperti sedih, bahagia atau marah seperti disampaikan dr Rima, seorang penderita narcolepsy akan mendadak lemas dan tertidur.

Kurang Kalsium

 Dalam pandangan medis, dr Frandy Susatia SpS mengatakan fenomena tindihan biasa disebut saraf yang kaku. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak mampu menggerakkan badannya saat sadar dari tidur.

"Hal itu karena kekurangan kalsium. Makanya seseorang harus konsumsi kalsium dengan cukup," ucap dokter yang praktik di RS Siloam Kebon Jeruk ini.

Dia menjelaskan, saat kekurangan kalsium, seseorang akan merasa lemas hingga menyebabkan saraf kaku saat tidur. Akibatnya, kadang kali terjadilah fenomena tindihan ini.

Kurang Tidur

 Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).

Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kamu merasa sangat sadar tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Jangan Anggap Remeh

 
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan atau depresi.

Jika sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantumu mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.

Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.

Itu tadi fakta tindihan dilihar dari kacamara medis. Tuh kan nggak berkaitan dengan setan deh. Bila hal ini terjadi nggak perlu panik, coba gerakkan anggota badan mulai dari jemari kaki dan tangan.

    Choose :
  • OR
  • To comment
No comments:
Write comments